Jumat, 28 November 2008

Hati-hati terhadap demam rematik

Siang begini nongkrong di cafemedis sambil nyeruput cappucino dingin enak juga yah. Sembari membahas penyakit demam rematik.
Angka kejadian demam rematik di Indonesia masih belum dapat dipastikan (terakhir kali saya baca -atau ada temen-temen yang lebih tau?) angka tepatnya. Hal ini disebabkan kebanyakan pasien yang ditemukan ketika sudah dalam keadaan yang berat. Yaitu sudah berkomplikasi menjadi penyakit jantung rematik. Penyakit ini banyak dijumpai pada usia muda terutama anak-anak. Kenapa saya bilang kita harus hati-hati?
Demam rematik disebabkan oleh bakteri Streptococcus beta hemoliticus grup A. Kuman ini mulanya menginfeksi saluran nafas bagian atas sehingga gejala awalnya hanya batuk pilek pada anak-anak. Itulah sebabnya saya katakan jangan anggap remeh bila anak-anak sakit batuk pilek ditambah demam yang disertai nyeri sendi-sendi. Hal ini disebabkan kuman ini dapat menyebar ke seluruh tubuh menjadi infeksi sistemik yang dapat menyerang organ dalam dan sendi-sendi.
Memang tidak sembarangan untuk mendiagnosa seseorang menderita demam rematik. Tidak semua demam merupakan demam rematik. Banyak penyebab demam, contoh yang paling populer di negara kita ini salah satunya adalah demam berdarah. Sepanjang tahun selalu saja ada orang yang sakit demam berdarah. Mungkin lain kali kita ngobrol-ngobrol soal demam berdarah ya.
Untuk mendiagnosa demam rematik memerlukan kriteria mayor dan minor. Kriteria mayornya karditis, poliartritis, corea sydenham, nodul subkutan, eritema marginatum. Sedangkan kriteria minornya adalah riwayat demam rematik sebelumnya, artralgia, demam, peningkatan kadar CRP (cek darah dulu sebelumnya), terjadi pemanjangan interval P-R pada pemeriksaan EKG (rekam jantung). Disamping itu diagnosa dapat ditunjang dengan hasil pemeriksaan ASTO (+) atau hasil biakan kuman streptokokus melalui usap tenggorok.
Nah begitulah kriteria untuk mendiagnosa demam rematik. Agak memusingkan.... tetapi yang jelas kita sebagai orang awam yang perlu diingat adalah waspadai demam yang disertai peradangan sendi-sendi besar apalagi bila ada keluhan di jantung. Mungkin saja itu merupakan gejala demam rematik.
Yang susahnya bila pengobatan tidak tepat dapat terjadi komplikasi terhadap jantung. Paling sering terjadi kerusakan katup jantung sehingga akhirnya terjadi kegagalan jantung. kegagalan jantung ini dapat diderita pada anak usia belasan tahun. Begitulah... masih muda sudah sakit jantung. Itulah bahayanya penyakit demam rematik ini.
Pengobatan penyakit ini yaitu dengan antibiotik golongan penisilin (Benzatin penisilin) dengan dosis 1,2 juta unit bila berat badan >30 kg. Pada anak <30 kg dapat diberikan dosis setengahnya. cuma hati-hati pada individu yang alergi terhadap obat ini (dapat diganti dengan eritromisin 50 mg/kg/hr dibagi dalam 4 dosis). Pengobatan dilakukan selama 10 hari. Disamping itu diberi obat anti radang untuk peradangan sendi dapat berupa obat golongan salisilat, aspirin atau kortikosteroid. Pemberian obat ini harus di-tappering off untuk menghindari gejala rebound phenomen.
Pencegahan sekunder juga harus dilakukan untuk mencegah infeksi kuman yang berulang yaitu dengan pemberian/meneruskan pengobatan diatas selama beberapa minggu pengobatan. Prognosa penyakit ini menjadi jelek bila sudah terjadi kegagalan jantung.
Nah temen-temen nongkrong... cappucino dah habis... kita bubar dulu.

1 komentar:

Recommended News mengatakan...

Semangat P'Dokter..., tulis terus, beramal sambil ngopi, di solong.
Kalo pengen belajar blog tingkat lanjut dapat di search di sini dengan keyword belajar blogspot.